Sabtu, 19 Desember 2015

ILMU SOSIAL DASAR BAB IV

BAB IV

PEMUDA DAN SOSIALISASI

 

1.      INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI

 

            Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis. Masa ini memungkinkan mereka dalam anomi (keadaan tanpa norma atau hukum, Red) akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian, seringkali muncul prilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran. Kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
                                   

Orientasi Mendua

            Menurut Dr. Male Orientasi muda adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, Menurut Zulkarimen Nasution Orientasi Muda adalah kelompok yang mudah di pengaruhi media masa. dalam bentuk apapun.

 

Peran Media Masa

            Menurut Zulkarimen Nasution Peran Media Masa saat tersedia banyak pilihan isi informasi. Ciri-Ciri peralihan periode dara masa anak-anak hingga dewasa. Pertama, Keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua, Kemampuan melepas diri dari   ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja. Ciri-ciri tersebut mengakibatkan remaja mengambil informasi yang serasi dengan apa yang mereka inginkan.

      Sebagai jalan keluar ahli komunikasi melihat perlunya membekali remaja dengan keterampilan berinformasi yang mecakup kemampuan menemukan, memilih, menggunakan dan mengevaluasi informasi. Juga dapat melakukan dengan intervensi ke dalam lingkungan informasi mereka secara interpersonal.

 

Perlu Dikembangkan

Menurut Arif Gosita SH mengenai kecenderungan-kecenderungan relasi orang tua dan remaja (KROR) menyatakan KROR positif merupakan fakor pendukung hubungan orang tua dan remaja ang ekudatif. Sedang yang negatif merupakan faktor kerja yang tidak mendukung karena bersifat destruktif dan konfrontatif.

Menurut Suwarniayati sartomo berpendapat remaja sebagai individu dan masa pancaroba mempunyai penilaian yang belum mendalam terhadap norma,etika dan agama seperti halnya orang dewasa.

Dapat disimpulkjan bahwa masalah kepemudaan dapat ditinjau dari 2 asumsi , yaitu :

1)      Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai arti sendiri- sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu mewakili nilai sendiri.

2)      Posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.Tafsiran-tafsiran klasik didasarkan pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya. Sudah tentu dan ditentukan oleh mutu pemikiran yang diwakilo oleh generasi tua yang bersembunyi di balik tradisi. Dinamika pemuda tidak dilihat sebagian dari dinamika atau lebih tepat sebagian dari dinamika wawasan kehidupan.

 

2.      PEMUDA DAN IDENTITAS  

 

Pemuda adalah suatu generasi yang di pundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya.Pemuda diharapkan sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus-menerus.

Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah- tengah kehidupan masyarakatnya.

a.      Pembinaan dan Pengenbangan Generasi Muda

            Maksud dari pola pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang ikut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menjadikannya sebagai pedoman sehingga tujuan yang di inginkan terpenuhi.

Susuna landasan pola pembinaan dan pengenbangan generasi muda yaitu :

1) Landasan Idiil                     : Pancasila

2) Lndasan Konstitusional      : Undang-Undang Dasar 1945

3) Landasan Strategis             : Garis Besar Haluan Negara 

4) Landasan Historis               : Sumpah Pemuda Tahun 1928 

5) Landasan Normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang ada di masyarakat

 

Dua pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu,

a. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatan secara fungsional bersama potensi lainnya.

b. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuannya ke tingkat yang optimal.

 

b.      Masalah dan Potensi Generasi Muda

1.      Permasalah generasi muda yang muncul saat ini antara lain:

                   Menurunnya jiwa idealism, kekurang pastian yang di alami generasi muda untuk masa depan, pergaulan bebas, tidak ada peraturan perundangan untuk generasi muda, meningkatnya kenakalan remaja, banyak perkawinan di bawah umur, kuragnya gizi, kurangnya lapangan kerja.

 

2.      Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan antara lain:

                   Idealisme dan daya kritis, dinamika dan kreatifitas, keberanian mengambil resiko, optimis dan kegairahan semangat, sikap kemandirian dan disipln murni, terdidik, keaneka ragaman dalam persatuan dan kesatuan, patriotism dan nasionalisme, sikap kesatria, dan kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.

 

            Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar bagai mana bertindak dan berfikir yang berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi pemuda menjadi tahu bagaimana cara bertingkah laku di tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Tujuan pokok sosialisasi adalah individu harus di beri ilmu pengetahuan, harus dapat berkomunikasi secara efektif, pengendalian fungsi-fungsi organik, bertingkah laku selaras dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Tujuan pokok sosialisasi adalah :

1)      Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.

2)      Individu garus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.

3)      Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari malalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

4)      Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.

 

3.      PERGURUAN DAN PENDIDIKAN

A.    Mengembangkan Potensi Generasi Muda

Upaya bangsa Indonesia untuk mengembangkan potensi tenaga generasi muda agar menjadi inovator-inovator yang memiliki keterampilan dan skill berkualitas tinggi.

Pembinaan sedini mungkin di fokuskan kepada angkatan muda pada tingkat SLTP/SLTA dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingkat nasional oleh lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-prgram studi dalam erbagai ragam pendidikan formal.

B.     Pendidikan dan Perguruan Tinggi

Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan.

Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk manusia-manusia membangun. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan ini.

Ada dua faktor yang sangat penting dalam pembangunan dewasa ini yaitu: semakin banyaknya manusia yang membutuhkan pendidikan dan semakin bervariasinya mutu pendidikan yang diharapkan oleh mereka      

     Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda khusunya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting karena berbagai alasan yaitu :

Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan utnuk terlibat di dalam pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat.

Kedua, sebagai kelompok yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara berencana, dibandingkan dengan generasi muda lainnya.

Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya.

Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki apisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi  muda lainnya.

 

0 komentar:

Posting Komentar